Kamis, 30 September 2010

Avatar the legend of aang


Avatar: The Legend of Aang (bahasa Indonesia: Avatar, pengendali angin terakhir; dikenal sebagai Avatar: The Last Airbender di Amerika Serikat dan beberapa negara) adalah sebuah serial animasi televisi Amerika yang ditayangkan oleh jaringan televisi Nickelodeon. Mengambil tempat di dalam dunia seni beladiri dan sihirunsur-unsur alam dengan pengaruh Asia, ceritanya mengikuti petualangan demi petualangan dari penerus gelar Avatar bernama Aang dan teman-temannya dalam perjalanan mereka menyelamatkan dunia dari Negara Api yang keji. Serial ini dituliskan dalam bentuk serial buku, dengan setiap episodenya dianggap sebagai sebuah "bab" (chapter) dan setiap musimnya disebut sebagai "buku" (book). Di Indonesia, film ini ditayangkan oleh Global TV.

LATAR BELAKANG

Avatar: The Legend of Aang mengambil tempat di sebuah dunia fantasi, tempat tinggal manusia, berbagai binatang fantastik, dan roh-roh. Peradaban manusia terbagi-bagi menjadi empat bangsa, Suku Air (Water Tribe), Kerajaan Bumi (Earth Kingdom), Pengembara Udara (Air Nomads), dan Negara Api (Fire Nation). Dalam setiap bangsa ada orang-orang yang dipanggil Bender (secara harfiah berarti "Pembengkok", namun dalam hal ini dianggap "Pengendali") yang memiliki kemampuan mengendalikan unsur alam sesuai bangsa mereka. Seni mengendalikan unsur alam ini merupakan perpaduan gaya seni beladiri dan sihir unsur alam.

Dalam setiap generasi, ada seseorang yang mampu mengendalikan setiap unsur, ialah yang dipanggil sebagai Avatar, roh dari planet yang menitis dalam bentuk manusia. Ketika seorang Avatar meninggal dunia, dia akan terlahir kembali di bangsa yang gilirannya selalu bergantian sesuai dengan siklus Avatar, yang seiring dengan musim: musim dingin untuk air, musim semi untuk tanah, musim panas untuk api, dan musim gugur untuk udara. Legenda mengatakan bahwa seorang Avatar harus mempelajari seni mengendalikan unsur sesuai dengan urutannya, dimulai dengan unsur asli bangsa sang Avatar, namun kadang-kadang urutan ini bisa dilewat jika keadaan memaksa. Mempelajari pengendalian unsur yang berlawanan dengan unsur asli bangsa seseorang adalah hal yang teramat sulit karena perbedaan gaya seni beladiri dan doktrin-doktrinnya.


Ikhtisar alur cerita

Seabad sebelum pembukaan cerita serial ini, Aang, seorang anak laki-laki pengendali angin berusia 12 tahun dari Kuil Udara Selatan milik kaum Pengembara Udara, diberitahu oleh para tetua bahwa ia adalah "Sang Avatar". Biasanya, seorang Avatar diberitahu jati dirinya sebagai seorang Avatar ketika ia beranjak 16 tahun, namun, para biksu takut akan perang yang terjadi diantara keempat bangsa akan segera terjadi dan dalam waktu singkat seorang Avatar akan diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan kedamaian dunia. Hal ini membuat Aang sangat kebingungan dan tertekan. Singkat cerita, Aang kabur dari Kuil Udara Selatan, namun di tengah jalan ia bertemu dengan badai yang sangat besar dan ia bersama Appa (seekor banteng terbang raksasa miliknya) jatuh tenggelam ke dalam laut. Tetapi Aang segera membuat bola udara mengitari tubuhnya dan Appa sehingga ia tidak basah. Bola udara tersebut membekukan air di sekitarnya sehingga Aang dan Appa terkurung di dalam bongkahan es.

Dalam episode "The Boy in the Iceberg," dua remaja dari Suku Air Selatan yang bernama Katara – seorang pengendali air – dan kakaknya yang bernama Sokka, menemukan Aang dalam sebuah bongkahan es, kemudian mereka membebaskannya. Kemudian dari penjelasan mereka, Aang tahu bahwa selama ia menghilang, ketakutan para rahib akan terjadinya perang telah menjadi kenyataan. Bertahun-tahun selama ia kabur, Negara Api yang menjadi rumah para pengendali api, mengadakan perang menggempur tiga bangsa lainnya, yaitu Kerajaan Bumi, Suku Air, dan Pengembara Udara. Seluruh kuil udara dihancurkan, termasuk Pengembara Udara, semuanya dibantai supaya Avatar tidak bisa bereinkarnasi. Hal itu menyebabkan Aang menjadi pengendali udara terakhir di muka bumi. Merupakan kewajibannya untuk mempelajari pengendalian empat unsur, agar bisa mengalahkan Raja Api dan membawa kembali kedamaian dan keharmonisan di muka bumi. Untuk memikul tugas tersebut, Aang ditemani oleh Katara dan Sokka, bersama dengan dua hewan peliharaannya – Momo dan Appa – untuk mencari ahli pengendalian unsur-unsur dan belajar untuk menjadi seorang Avatar, dan pada saat yang sama mereka harus menghindari upaya penangkapan oleh pihak Negara A


Pengaruh dari budaya

Serial Avatar banyak meminjam seni dan mitologi dari benua Asia untuk menciptakan sebuah dunia fiksi. Avatar juga mencampur filosofi, bahasa, agama, seni bela diri,pakaian, dan budaya dari negara-negara Asia seperti misalnya Cina, Jepang, Mongolia, Korea, India, dan Tibet. Penampilan Suku Air kelihatannya dipengaruhi oleh budaya Inuit. Secara terang-terangan dapat ditemukan pengaruh dari seni dan sejarah China, anime Jepang, Hinduisme, Taoisme, Buddhisme,[1] dan Yoga.[2] Staf produksi memperkerjakan konsultan budaya, Edwin Zane, untuk meninjau naskah cerita.


Arti dari istilah Avatar

Istilah Avatar berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu Avatāra, yang berarti "turun". Dalam mitologi Hindu, para dewamemanifestasikan dirinya dengan turun menjelma ke dunia untuk mengembalikan keseimbangan di muka bumi setelah mengalami zaman kejahatan, dan mereka disebut Sang Avatar. Aksara Cina yang muncul di atas kata "Avatar" pada pembukaan cerita berarti "Perantara Tuhan yang turun ke dunia fana".[3]

Ketika Aang masih kecil, ia tahu bahwa dirinya adalah seorang Avatar saat memilih empat mainan di antara ribuan mainan lainnya. Empat mainan tersebut adalah mainan yang sama dengan yang dipilih oleh para Avatar dari generasi sebelumnya ketika masih kecil, dan membuktikan bahwa Aang adalah reinkarnasi dari Avatar. Ini merupakan ujian yang sama dengan yang dilakukan oleh anak-anak Buddha di Tibet untuk menguji apakah ia merupakan reinkarnasi Tulku Lama. Menurut buku "Keajaiban dan Misteri di Tibet" karya Alexandra David-Néel, “beberapa benda seperti misalnya jimat, peralatan upacara, buku, cangkir teh,[4] dan lain-lain ditaruh bersama-sama, dan sang anak akan mengambil benda-benda, yang mana merupakan kepunyaan Tulku terdahulu, dan hal tersebut menunjukkan bahwa ia mengenali ingatannya pada kehidupannya yang terdahulu”[5]. Situs resmi Avatar mengatakan, the successor is expected to show signs of continuity with the previous Avatar, such as being born within a week of the death.

Rabu, 29 September 2010

Sejarah hacker


Hacker adalah orang yang mempelajari, menganalisa, dan selanjutnya bila menginginkan, bisa membuat, memodifikasi, atau bahkan mengeksploitasi sistem yang terdapat di sebuah perangkat seperti perangkat lunak komputer dan perangkat keras komputer seperti program komputer, administrasi dan hal-hal lainnya , terutama keamanan.

Sejarah Hacker
Terminologi hacker muncul pada awal tahun 1960-an diantara para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka berkutat dengan sejumlah komputer mainframe. Kata hacker pertama kalinya muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik ketimbang yang telah dirancang bersama.

Kemudian pada tahun 1983, istilah
hacker berubah menjadi negatif. Pasalnya, pada tahun tersebut untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal komputer The 414s yang berbasis di Milwaukee AS. 414 merupakan kode area lokal mereka. Kelompok yang kemudian disebut hacker tersebut dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos. Satu dari pelaku tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya, sedangkan 5 pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan.

Kemudian pada perkembangan selanjutnya muncul kelompok lain yang menyebut-nyebut diri hacker, padahal bukan. Mereka ini (terutama para pria dewasa) yang mendapat kepuasan lewat membobol komputer dan mengakali telepon (phreaking). Hacker sejati menyebut orang-orang ini 'cracker' dan tidak suka bergaul dengan mereka. Hacker sejati memandang cracker sebagai orang malas, tidak bertanggung jawab, dan tidak terlalu cerdas. Hacker sejati tidak setuju jika dikatakan bahwa dengan menerobos keamanan seseorang telah menjadi hacker.

Para hacker mengadakan pertemuan setiap setahun sekali yaitu diadakan setiap pertengahan bulan Juli di Las Vegas. Ajang pertemuan hacker terbesar di dunia tersebut dinamakan Def Con. Acara Def Con tersebut lebih kepada ajang pertukaran informasi dan teknologi yang berkaitan dengan aktivitas hacking.

Hacker memiliki konotasi negatif karena kesalahpahaman masyarakat akan perbedaan istilah tentang hacker dan cracker. Banyak orang memahami bahwa hackerlah yang mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah tampilan suatu situs web (defacing), menyisipkan kode-kode virus dsb. Padahal, mereka adalah cracker. Crackerlah menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak (bug) untuk menyusup dan merusak suatu sistem. Atas alasan ini biasanya para hacker dipahami dibagi menjadi 2 golongan White Hat Hackers, yakni hacker yang sebenarnya dan cracker yang sering disebut dengan istilah Black Hat Hackers.

Senin, 27 September 2010

Harajuku ala orang indonesia

Buat teman-teman yang suka sama anime, manga, sushi, ah pokoknya semua yang serba berbau jepang, kayaknya udah tidak asing lagi sama istilah Harajuku Style. Kalau saya perhatikan di Indonesia sendiri, setidaknya sejak saya masih SD, tren ini makin hari makin booming. Terbukti, makin lama makin banyak saja acara dan event di berbagai tempat yang menggunakan tema serba jepang. Mulai dari cosplay festival, bunkasai matsuri, berbagai lomba menggambar manga, lomba shodo, festival band musik J-Pop & J-Rock, dll.

Setidaknya dari kota tempat saya tinggal saja, di Bandung, pengaruh penyebaran pop culture dari Jepang ini semakin marak. Hampir setiap SMA di Bandung waktu itu bisa dipastikan punya organisasi ekstra kurikuler yang kegiatannya melakukan hal-hal berbau jepang tersebut. Anggota-anggotanya biasa berkumpul di tempat mereka masing-masing atau membuat suatu komunitas untuk menyalurkan hobi-hobi mereka. Hal ini pun nampaknya makin didukung dengan berbagai pelaksanaan event penyaluran hobi mereka. Bagi yang suka tampil memerankan tokoh anime pujaan mereka, biasanya mereka aktif ikut dalam setiap lomba cosplay yang diadakan di mall-mall atau sekolah-sekolah. Bagi yang suka menggambar manga, sudah siap pula ajang untuk penyaluran bakat mereka.

Satu lagi bagian pop culture impor dari negeri para samurai yang ramai digemari anak-anak muda di Indonesia saat ini adalah Harajuku Style. Konon gaya serba boleh di harajuku ini sudah banyak diadopsi sama remaja kita, sebagai bagian dari usaha jual tampang dan ngobral sensasi. Harajuku Style di mata anak-anak remaja Indonesia pengertiannya adalah gaya berbusana yang aneh, nyentrik, dan serba ngejreng. Padahal sebenarnya Harajuku adalah sebutan populer untuk kawasan di sekitar Stasiun JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo. Kawasan ini terkenal sebagai tempat anak-anak muda berkumpul. Lokasinya mencakup sekitar Meiji Jingu, Taman Yoyogi, pusat perbelanjaan Jalan Takeshita (Takeshita-dori), departement store Laforet, dan Gimnasium Nasional Yoyogi. Harajuku bukan sebutan resmi untuk nama tempat, dan gak dicantumin di buku alamat.

Sempat terpikir oleh saya, sebenarnya apa ya yang membuat mereka itu menyebut hal yang seperti itu menjadi bernama Harajuku Style? Saya mengira-ngira mungkin ini erat kaitannya dengan kegiatan yang suka dilakukan di remaja Jepang di daerah Harajuku tersebut. Memang sih, kalau kita jalan-jalan dan melihat kegiatan anak-anak muda Jepang di depan Meiji-jinggu Shrine, tidak jauh dari Harajuku Station, di sana kita bisa melihat cewek-cewek Harajuku dengan dandanan mereka yg aneh-aneh. Rupanya berita ini mungkin saja tersiar sampai ke tanah air yang mungkin disebarkan lewat media atau mungkin juga lewat cerita-cerita orang Indonesia yang pernah tinggal di Jepang lalu kembali ke Indonesia. Konon Harajuku menjadi popular setelah diliput media cetak seperti majalah Anan dan non-no pada saat pembukaan departement store besar-besaran di tahun 1970-an. Busana nyentrik ini diawali oleh gaya pakaian di kedua majalah tersebut. Banyak anak-anak muda Jepang yang doyan jalan-jalan di harajuku, njiplak pola pakaian di majalah itu.

Akan tetapi, di balik itu semua, ada beberapa hal yang kalau saya perhatikan ternyata tetap ada perbedaannya juga antara Harajuku Style yang berkembang di Jepang dengan Harajuku Style yang biasa dipraktekkan remaja Indonesia. Kalau di Indonesia, nampaknya mereka tidak seberani remaja jepang dalam mengekspresikan diri lewat Harajuku Style-nya itu. Kenapa saya katakan demikian? Karena sebenarnya kalau saya perhatikan gaya Harajuku Style yang versi Jepang asli itu benar-benar sudah gak mengedepankan lagi etika moral berpakaian.

Gaya Harajuku versi Jepang gak hanya sekedar motong rambut jadi gak beraturan dan mengenakan pelindung tubuh yang gokil abis. Tapi ternyata ada beberapa aliran cara berpakaiannya. Sebut saja gothic lolita yang kebanyakan dipakai oleh cewek-cewek Jepang, dengan pola busana elegan, gothic, feminin, dan menjadikan si pemakai seperti boneka bermotif Victoria. Selain itu, ada gaya Japanese punks, yang terinspirasi dari gerakan punk di awal 70-an. Cosplay, membuat diri dan pakaian kita semirip mungkin ama tokoh anime atau karakter game, seperti Naruto atau Bakabon. Decora, dengan ciri khas warna-warna cerah, flamboyan, dan nyentrik. Kawaii, yang artinya lucu atau imut. Tentunya pakaian yang dikenakan juga kudu lucu dan imut. Mungkin berbusana kostum Pokemon kali ya... hehe. Dan wamono, yang merupakan gabungan antara busana Jepang dengan barat. Ya gampangannya kimono ama celana jeans gitu.

Sementara kalau Harajuku Style-nya orang Indonesia biasanya mereka masih terbatas pada ekspresi gaya rambut, dan dandanan yang tidak terlalu mencolok (walaupun sudah ketebak kalau itu harajuku style versi pas-pasan). Mereka baru berani berpakaian Harajuku Style yang sebenarnya ketika ada event festival cosplay atau matsuri ala orang Indonesia aja. Sedangkan kalau dalam kesehariannya, saya yakin sefanatik apapun orang itu dengan gaya yang diusungnya, tetap dia tidak akan berani berekspresi seheboh remaja Jepang di depan Meiji-jinggu Shrine deket Harajuku station. Berkaitan dengan hal ini, suatu hari saya pernah iseng bertanya pada seorang teman di Indonesia yang hobi banget ikutan ajang festival pop culture jepang. Waktu itu saya tanya, "berani gak tampil dengan dandanan kayak gini di kehidupan sehari-hari?" Terus dia jawab, "ya nggak lah...". Saya tanya lagi, "alasannya kenapa?" Ternyata dia menjawab, "malu dong...." Lha.... bagus lah kalo masih punya malu. Nah, dari sini bisa kita dapat kesimpulan, kalau pada kenyataannya mereka tetap harus bertubrukan dengan benteng aturan norma masyarakat umum Indonesia yang masih menganggap hal itu aneh. Beda lagi kalo mungkin mereka siap dipanggil orang gila atau preman karena pake dandanan macam begitu, hehe....

Ah... ternyata tidak semua pengaruh budaya itu bisa membawa hal positif. Awalnya saya menganggap diadakannya acara-acara gelar budaya Jepang di Indonesia adalah suatu hal yang positif. Karena alasannya dari sana kita bisa saling mengenal budaya-budaya setiap negara. Selain itu bisa juga membantu kita mempelajari banyak hal yang bermanfaat. Contohnya, dengan ikutan lomba speech kontes bahasa jepang, berarti kan secara tidak langsung kita mengasah dan menguji kemampuan penguasaan bahasa asing kita. Gak semua efek akulturasi budaya itu bisa berbahaya asal masih bisa ditempatkan pada tempat yang semestinya dan tidak berlebihan. Tapi kalau udah nyinggung masalah etika, moral, dan lebih lagi agama, waduh.... mendingan dipikir-pikir lagi dah sebelum melakukannya.

J - rocks

J-Rocks adalah band dari Jakarta yang berdiri pada 9 November 2003 dengan personil Iman (vokal, gitar), Sony (gitar), Wima (bass), dan Anton (drum). Aliran band ini adalah Japanese pop/rock. Nama J-rocks sempat menjadi pembicaraan hangat di kalangan pecinta musik Jepang di Indonesia karena nama ini seakan mewakili genre Japanese Rock. Awalnya band ini bernama J-Rockstar, adalah ide dari sebuah stiker bertuliskan Rockstar, dengan harapan suatu saat akan menjadiRockstar (bintang musik rock). Tambahan huruf "J" di depannya untuk mewakili band itu sendiri dengan alasan J bisa berarti Jepang karena umumnya mereka memainkan J-Music, Jakarta karena mereka berasal dari Jakarta, Jujur dalam bermusik dalam artian memainkan apa yang bener-bener mereka suka dan ingin memainkan musik yang ber-soul (jiwa). Nama J-Rockstar akhirnya disingkat menjadi J-Rocks karena adanya masalah penyebutan, sementara nama J-Rockstars akhirnya menjadi istilah untuk fans / penggemar J-Rocks dan biasa disingkat JRS. Sejak tahun 2008 J-Rocks mulai mengenakam kostum batik dengan desain modern namum tetap dengan dandanan ala harajuku, dan mempromosikan batikkepada kawula muda.

Awal Karier

J-Rocks

Awal 2004, J-Rocks menjuarai festival musik Nescafe Get Started 2004 yang disponsori oleh Nescafe, Trans TV, danAquarius Musikindo. Masing-masing personil meraih best vocalist, best guitarist, best bassist, dan best drummer. Mereka berhasil menjuarai festival tersebut dan berkesempatan membuat album kompilasi Nescafe Get Started yang merupakan awal bentuk kerjasama mereka dengan Aquarius Musikindo. Mereka akhirnya berhasil meluncurkan album perdana nya yang bertajuk "Topeng Sahabat" dengan label Aquarius pada pertengahan tahun 2005 dan mengisi dua lagu di album OST Dealova yaitu "Serba Salah" dan "Into The Silent".

Band ini semakin dikenal sejak munculnya album kedua Spirit, J-Rocks memainkan bermacam-macam beat dan aliran musik seperti Rock'n Roll (Juwita Hati), Waltz / Victorian (Tersesal), Symphonic Metal (Aku Harus Bisa), blues, klasik, dan lain sebagainya.

Pada lagu berjudul "Kau Curi Lagi" mereka berkolaborasi gitaris wanita, Prisa Rianzi dan pada lagu "Juwita Hati" mereka membuat video klip di Jepang yang digarap oleh Hedy Suryawan. Shalvynne Chang, Sato & Boppy berperan sebagai fans yang mengejar idolanya sampai ke Jepang . Tidak tanggung-tanggung, beberapa kawasan diJepang termasuk Shibuya & Harajuku dijadikan lokasi syuting Video Clip. Konsep yang menarik membuat Video Klip ini populer di Indonesia.

Rekaman di Studio Legendaris Abbey Road

J-Rocks di Abbey Road Studio
J-Rocks bawa batik ke inggris

J-Rocks mengukir sejarah sebagai band Indonesia pertama yang rekaman di studio legendaris Abbey Road, di Inggris. Proses rekaman dan mixing lagu-lagu terbaru mereka dilakukan selama lima hari dari tanggal 12 sampai 16 Oktober 2008. Di studio Abbey Road mereka ditangani oleh Chris Butler, seorang sound engineer ternama.


Proses rekaman untuk ketiga lagu J-Rocks hanya membutuhkan waktu selama dua hari. Di hari ke-3, Christ melakukan proses final mixing untuk lagu-lagu itu. Sambil menunggu, J-Rocks membuat video clip untuk lagu Falling in Love dan berfoto di zebra cross legendaris Abbey Road dengan mengenakan batik yang sudah mereka persiapkan dari Jakarta. Hasilnya J-Rocks merilis album ke-3, berupa mini album bertajuk "Road to Abbey", dengan cover bergambar J-Rocks menyebrangi zebracross Abbey Road ala The Beatles. Berisi 4 lagu dan 1 instrumental.


Abbey Road Studios
didirikan pada November 1931 oleh EMI di "London". Sejumlah musisi tersohor pernah merekam lagu mereka di studio itu, seperti The Beatles, Green Day, Muse, Oasis, Radiohead, Red Hot Chili Peppers, U2 bahkan Michael Jackson.Kesempatan berharga ini diperoleh J-Rocks karena memenangkan ajang "A Mild Live Soundrenaline 2008". J-Rocks terpilih sebagai band terbaik di ajang tersebut karena mampu tampil sesuai dengan tema "Free Your Voice" dan berhasil membawa topik "Save Our Music and Culture". Rekaman di Abbey Road Studios diharapkan bisa menjadi pintu gerbang go internasional.




The gazette







Satu lagi nih, band Peace n Smile company yang menurut saya sangat keren dengan gaya visual kei nya, The Gazette. wuiih, dari namanya aja dah keren banget tuh. Tapi jangan salah, bukan cuma gaya dan namanya aja loh yang keren. Warna musik yang mereka tawarkan juga sangat keren dan unik yaitu musik rock progressive yang lebih mengutamakan dalam permainan bass Reita, kadang mellow, kadang keras ditambah vokal scream Ruki , terlihatlah dari gayanya. Mereka menyebut warna musiknya itu dengan Gazerock. Kata mereka band yang menginspirasinya adalah band yang sama - sama agak keras yaitu X-japan. Meskipun lagunya keras , ada growling ma death voicenya, tapi ada juga lho lagu lagu Gazette yang lembut n penuh penghayatan yang bikin merinding kayak lagu Reila, Chizuru, Cassis dll . Jadi aliran yang mereka punya tidak hanya itu - itu saja tapi terdiri dari macam unsur musik. terbuktikan bahwa band Gazette itu ngga cuma jual tampang.

Band yang dibentuk pada tahun 2002 ini terdiri dari 5 personel yaitu Ruki sebagi vokalis yang banyak goresan dilehernya , Uruha yang suka pamer - pamer paha, Aoi (sekilas mirip dengan miyavi) pada gitar, Reita yang sangat khas dengan penutup hidungnya sebagai bassis, dan terakhir Kai sebagai drummer (yang ngegantiin Yune, ex-drummer gazette ).

saya paling suka vokal Ruki waktu nyanyiin lagu Anti Pop, Hyena, cassis dan reila. yang hyena ma Antipop Ruki betul - betul ngegrowl. sangat berbeda waktu dia nyanyiin lagu Cassis dan Reila, Ruki sangat menghayati betul lagunya. Pernah kulihat video konsernya Gazette di Youtube waktu nyanyiin lagu Reila, di situ Ruki sampe nangis menyanyikannya. sang gitaris, Aoi, Salah satu gitaris paling keren menurutku. paling senang ngeliat dia main gitar solo di Cassis yang akustik terus permainannya di Burial Applicant juga keren. gaya mainnya mirip - mirip ama gitarisnya Luna Sea. terus Uruha Salah satu personel yang membuat Gazette itu jadi unik melihat gayanya yang agak feminim dan elegan. cara main gitarnya juga mirip - mirip dengan sugizo tapi yang membuat dia beda mungkin gaya mainnya yang sexy dan suka pamer - pamer paha.. he he he.. kalo Reita merupakan Pemain bass favoritku setelah Tetsu ama Nao. waktu ngeliat poster - poster Gazette, yang paling menonjol n keliatan mungkin si Reita ini karena penutup hidungnya yang sangat khas. Permainan bassnya juga keren, kalo di PV gaya memainkan bassnya cool tapi pas konser image coolnya jadi hilang karena waktu manggung Reita sangat suka loncat n putar - putar. pernah si Reita ini mengalami cidera pada jempol tangannya karena terlalu semangat kalo main…. dan yang terakhir drummer Gazette , Kai, Mungkin cuma Kai satu - satunya personel Gazette yang nggak pernah loncat - loncat waktu konser (yaiyalah, namanya jg Drummer). Meskipun cowo yang ngefans banget ama Gackt dan Dir en grey ini cuma bisa duduk belakang drum, tapi permainan drumnya selalu total dan saking totalnya ia pernah jatuh sakit setelah konseR.

RUKI-VOCAL Nama asli: Matsumoto Takanori Tempat/Tanggal lahir: Kanagawa,February 1, 1982 Golongan darah: B Tinggi: 162 cm Hobi : belanja Keluarga : Ayah, Ibu, Kakak laki-laki Band sebelumnya: Mikoto, Ma’die Kusse, Kar+te=zyAnose

URUHA-GUITARIST Nama asli: Takashima Kouyou Tempat/Tanggal lahir: Kanagawa,June 9, 1981 Golongan darah: O Tinggi: 177 cm Hobi : billiard, pachinko, bowling, bola Keluarga: Ayah, Ibu, 2 kakak perempuan
REITA-BASIST Nama asli: Suzuki Akira Tempat/Tanggal lahir: Kanagawa,May 27, 1981 Golongan darah: A Tinggi: 172 cm Hobi : Nonton Keluarga: Ibu, Nenek, kakak perempuan Band sebelumnya: Karasu, Ma’die Kusse, Kar+te=zyAnos
AOI-GUITARIST Nama asli: Shiroyama Yuu Tempat/Tanggal lahir: Mie,January 20, 1979 Golongan darah: A Tinggi: 171 cm Hobi : Composing, guitar solos Keluarga: Ayah, Ibu, kakak laki laki dan perempuan Band sebelumnya: Mervilles, Artia

KAI-DRUMMER Nama asli: Uke Yutaka Tempat/Tanggal lahir: Tokushima,October 28, 1981 Golongan darah: B Tinggi: 172 cm Hobi : Masak, Bola Keluarga: Ayah, Ibu